Tahun baru resolusi baru. Sound familiar dengan kalimat itu? Iya sih ya, jadi seperti slogan yang diucapkan kebanyakan orang begitu menjelang tahun baru. Saya pun akhirnya ikutan juga dan inilah 7 resolusi 2020 yang ingin saya wujudkan.
7 Resolusi 2020 yang Ingin Saya Wujudkan
Namanya manusia ya wajar ya banyak yang ingin dikejar, begitu pula dengan saya yang mengaku manusia, meski pada dasarnya saya tetaplah merasa sebagai alien yang berbeda dengan kebanyakan manusia. Namun di tahun 2020 ini, saya merangkum semua impian yang banyak itu menjadi 7 hal utama yang ingin saya kejar.
1. Hidup Lebih Sehat
Pola hidup saya selama setahun kemarin bisa dibilang hancur-hancuran lho. Saya sering begadang dengan alasan banyak hal yang masih ingin saya kerjakan. Lalu kegiatan “fogging” saya makin kencang pastinya di malam hari.
Jarang olahraga sudah pasti membuat angka timbangan naik. Belum lagi masalah makan. Saya yang malas masak ini lebih suka jajan ketimbang berkutat di dapur. Alhasil jenis makanan tak sehat jadi konsumsi harian.
Di tahun 2020 ini, saya bertekat untuk memperbaiki pola hidup jadi lebih sehat. Caranya:
- Memaksakan diri untuk olahraga dengan ikutan gym seminggu tiga kali. Namanya udah bayar otomatis ya harus olahraga. Sayang kalau sampai disia-siakan.
- Pensiun jadi vampir dan paling malam tidur jam 1. Ini wajib dilakukan dan dipaksakan supaya nanti jadi kebiasaan. Dan kalau tidur malam dengan nyenyak, pasti bisa bangun bagi dengan tubuh dan pikiran lebih segar.
- Mengurangi kegiatan fogging dengan ketat. Sulit memang kalau berhenti langsung jadi perlahan dengan cara mengurangi jumlah asupan asapnya saja dulu.
- Untuk makanan ini yang sedikit susah nih karena saya tetap saja kurang suka berkutat di dapur. Jadi mungkin nanti saja akan lebih banyak konsumsi buah-buahan. Lalu biar bisa makan masakan rumah, minta Pewe saja yang masak sayur. Hahaha.
2. Bahagia dan Bersyukur
Hidup ini singkat dan kalau dijalani dengan perasaan yang terus mengeluh maka hidup jadi terasa berat. Saya orangnya memang suka overthinking sih. Kebiasaan buruk saya lainnya adalah ketika membuat suatu rencana, saya sudah memikirkan puluhan case yang mungkin terjadi dan bagaimana penanganannya kalau hal itu sampai terjadi.
Padahal overthinking atau memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi itu kan bikin pikiran penuh, stres, juga bisa memunculkan ketakutan-ketakutan yang tak perlu. Waspada boleh, tapi sebaiknya tidak berlebihan, inilah kalimat psikolog yang menjadi tempat curhat saya beberapa waktu lalu.
Maka di tahun 2020 ini, saya ingin menjalani hidup dengan lebih bahagia saja. Saya akan berusaha tak membesarkan hal-hal kecil dan tidak juga memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Fokus hanya pada apa yang mau dilakukan hari ini, setahap demi setahap, dan baru kemudian memikirkan what’s next.
Cara bahagia berikutnya adalah “membesarkan” rasa syukur. Beberapa kali mengikuti workshop jurnaling, speaker di workshop itu selalu menekankan tentang pentingnya mencatat hal-hal yang disyukuri setiap hari.
Fokus pikiran hanya pada semua hal membahagiakan dan yang patut disyukuri tadi saja. Hindari untuk menyimpan hal-hal menyakitkan karena ini hanya akan jadi bumerang yang terus berbalik ke diri sendiri (menyakiti diri sendiri dalam waktu yang lama).
Mensyukuri hal-hal kecil setiap hari akan membuat pikiran dan hati akan terus fokus pada kebaikan-kebaikan (hal-hal positif) yang terjadi setiap hari. Dan dengan cara mensyukuri hal-hal kecil ini maka Tuhan akan memberikan lebih banyak hal untuk disyukuri di kemudian hari.
3. Quality Time Bersama Keluarga
Saya di Jakarta ini memang hidup berdua saja dengan Pewe, sementara Audi kan tinggal di luar kota bersama orangtua. Meski begitu sudah seharusnya saya lebih mementingkan quality time bersama keluarga ini. Jujur saja, bahkan dengan Pewe yang hidup satu rumah, saya kadang lebih sibuk dengan diri dan urusan saya sendiri ketimbang menghabiskan waktu bersamanya.
Padahal seharusnya hidup itu tidak melulu tentang kerja, tapi kebersamaan dengan orang-orang tercinta harus tetap dijaga. Iya, saya tahu teorinya, namun setahun kemarin sepertinya hal ini jadi nomor kesekian dan akibatnya memang ada “rasa kosong” di dalam hati saya.
Quality time di tahun 2020 yang ingin saya perbaiki:
- Lebih sering menghabiskan waktu dengan Pewe tanpa ada laptop dan gadget di antara kami.
- Mulai lebih memperhatikan kebutuhan dan perasaan Pewe karena selama ini kondisinya sungguh terbalik, Pewe yang lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan perasaan saya.
- Jaga komunikasi dengan anak yang tinggal berjauhan, minimal sering ngobrol via telepon, video call, atau boleh chatting di Whatsapp. (hiks setahun kemarin ternyata aktivitas yang satu ini sangat kurang aku lakukan bersama Audi)
- Jaga hubungan dengan keluarga lainnya, termasuk orangtua dan saudara-saudara. Jangan suka lupa untuk hari-hari penting orang-orang kesayangan, juga minimal tanya kabar.
4. Menulis dan Menerbitkan Buku
Resolusi yang satu ini sudah masuk bucket list saya sejak tahun 2018 lalu. Tapi dengan banyak dan beragam alasan, saya terus saja menunda-nunda untuk melakukannya. Menerbitkan buku atas nama saya lagi yang paling utama nih karena selama 2 tahun terakhir saya benar-benar vakum.
Meski begitu, kegiatan menulis sebenarnya masih terus jalan kok, menulis artikel di blog, menulis jurnal, dan beberapa kali ambil job ghostwriting. Oh ya, saya juga sempat jadi penulis konten juga sih untuk website klien atau jual artikel gitu. Intinya, masih menulis, tapi belum fokus untuk menerbitkan buku.
Saat ini, resolusi 2020 yang ingin saya wujudkan adalah kembali menerbitkan buku, yah tak usah muluk-muluk, cukup 5 buku nonfiksi dan mungkin 2 novel. Maka begitu memasuki bulan Januari 2020 ini, ada beberapa persiapan yang harus saya lakukan:
- Berburu ide buku seperti apa yang saat ini sedang dibutuhkan banyak orang.
- Menganalisis dan membuat catatan buku-buku tema tertentu yang sedang dicari penerbit.
- Membuat beberapa outline untuk calon buku saya berdasarkan ide-ide yang telah didapatkan.
- Menambah aktivitas membaca buku karena menulis buku itu membutuhkan cukup banyak referensi, juga tabungan diksi dan kosakata.
- Memasukkan aktivitas menulis buku secara rutin di dalam daftar to do list minimal 2-3 jam setiap hari. Jadi menulis naskahnya mesti rutin dan dicicil setiap hari. Gimana bisa menerbitkan buku kalau naskahnya tak jadi, kan? Naskah harus jadi dulu!
5. Keuangan dan Menabung
Setiap orang pastilah ingin kehidupannya terus meningkat dari tahun ke tahun, kan? Saya juga begitu. Jika dibandingkan dengan 10 tahun lalu, jelas kehidupan saya saat ini jauh lebih baik. Hanya saja, seiring dengan naiknya pemasukan, sayanya juga masih saja suka boros.
Mulai Januari 2020 ini salah satu resolusi saya mesti rajin bikin catatan keuangan, melakukan analisis pos-pos mana yang bisa diminimalkan pengeluarannya, bahkan kalau perlu dihilangkan saja pengeluaran yang tak penting.
Selain itu, saya dan Pewe juga sudah sepakat kalau tahun ini kami tidak saja perlu menabung secara rutin tapi juga mulai berinvestasi. Jika sebelumnya kami investasi dengan simpan kurs mata uang asing, maka untuk tahun ini kami akan coba beberapa Fintech investasi gitu juga menabung emas.
6. Memulai Usaha
Sejak dulu saya sebenarnya tipe single player dalam bekerja. Saya terbiasa melakukan analisis, membuat rencana, bahkan eksekusi sendiri. Baru mulai 2017 saya terpikir untuk mencoba bekerja sama (sekalian bantuin Pewe yang awalnya karyawan jadi freelancer juga).
Dalam waktu tiga tahun saya mencoba untuk bekerja sama dengan orang lain, namun hasilnya gagal. Hasil di sini bukan perkara materi saja ya, namun terkait kesamaan visi dan misi, juga sistem kerja sama yang tak sesuai dengan yang seharusnya.
Meskipun mengalami cukup banyak kegagalan saat berkolaborasi dengan personal maupun komunitas, saya tetap saja berpikir kalau ingin sukses ya mesti kerja sama. Namun pelajaran yang sudah saya petik dari pengalaman sebelumnya bisa jadi pondasi saya dalam membangun usaha sendiri.
Jadi cita-cita saya tetap punya usaha sendiri dengan tim yang solid dan punya visi serta misi yang sama. Namanya bekerja sama itu ya kerjanya bareng-bareng, sukses bareng, kalau bisa jangan sampai gagal bareng.
Kalau orang lain yang kerja kitanya enak-enakan, ini namanya bukan cari relasi kerja sama, tapi cari bawahan buat disuruh kerja. Hahaha. Saya tak ingin kerja sama yang begini karena tiap orang punya kapasitasnya sendiri-sendiri yang patut untuk dihargai. Memiliki kemampuan dan ilmu itu butuh upaya yang tak mudah, ini lho yang mestinya dihargai dengan baik, bukannya dimanfaatkan untuk keuntungan sendiri dengan semaksimal mungkin.
Misi berikutnya ya tetap edukasi dan literasi dalam bentuk workshop atau kelas-kelas, baik kelas online maupun offline. Kebetulan Pewe itu senang mengajar dan bagi ilmu gitu, nah apa salahnya sekalian diberdayakan.
7. Menikmati Hidup
Saya tak tahu bisa hidup sampai di usia berapa. Saya juga tak tahu dengan cara apa ajal akan menjemput saya. Berpikir tentang kematian yang bisa datang sewaktu-waktu membuat saya berpikir untuk belajar menikmati hidup dengan cara saya dan berhenti untuk berusaha menyenangkan orang lain.
Kebahagiaan dan kesenangan orang lain bukan tanggung jawab saya. Itulah yang akhirnya saya dapatkan dari perjalanan beberapa tahun terakhir. Itu tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Untuk 2020 ini saya akan lebih fokus pada hidup saya dan keluarga saya sendiri. Bodo amatlah ya orang mau jungkir balik seperti apa. Bodo amat juga kalau di luar sana orang-orang masih sibuk bergunjing dan mengurusi hidup orang lain.
Saya bukan orang yang suci. Sudah pasti itu. Saya juga tak terlalu fanatik dengan agama tertentu. Malah kurang lebih 5 tahun terakhir agama saya adalah kebaikan. Saya yakin, selama saya berusaha hidup baik, berusaha berbuat baik, dan terus berjalan di jalan yang baik, maka hidup saya akan baik-baik saja.
Cara saya menikmati hidup:
- Lebih banyak bersyukur untuk hal-hal yang terjadi dalam hidup saya, susah senang dinikmati saja.
- Berusaha untuk membantu orang lain (Jika tak bisa membantu maka saya akan berusaha untuk tidak mempersulit hidup orang lain).
- Mengurangi interaksi dengan toxic people? Seperti halnya energi positif yang bisa menyebar, energi negatif pun sama cara kerjanya. Toxic people adalah orang-orang beraura negatif, senang berkeluh kesah, mendramatisir keadaan, membesar-besarkan masalah, atau suka meributkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu dipermasalahkan.
- Lebih banyak jalan-jalan. Karena tak yakin hidup saya akan panjang, saya lebih memilih untuk bisa jalan-jalan ke banyak tempat yang indah, berburu pengalaman berbaur dengan orang-orang asing, bercakap-cakap dengan orang yang mungkin hanya satu kali bertemu di perjalanan, dan sejenisnya.
7 Resolusi 2020 yang Ingin Saya Wujudkan ini bisa saja sih berubah di tengah jalan, tergantung situasi dan kondisi juga. Hanya saja dengan membuat resolusi di awal tahun, saya jadi tahu apa yang ingin saya kejar.
Sama seperti petualang yang membutuhkan peta dan kompas agar perjalanannya lancar, maka resolusi ini manfaatnya kurang lebih sama seperti peta dan kompas tersebut dalam hidup saya.
Kamu yang baca resolusi saya ini, sudah punya resolusi sendiri belum? Jika belum, ayo buat. Semoga 7 Resolusi 2020 yang Ingin Saya Wujudkan ini bisa menjadi inspirasi yang membantumu untuk menemukan resolusi kamu sendiri.
2 pemikiran pada “7 Resolusi 2020 yang Ingin Saya Wujudkan”