Berani mengambil risiko dan timing yang tepat untuk mengeksekusi ide katanya merupakan dua cara yang perlu kita lakukan kalau ingin mencapai sukses. Hal ini sejalan dengan salah satu quote dari John Gardner yang pernah saya baca. Bunyinya, “Salah satu penyebab kenapa orang dewasa berhenti belajar, karena mereka sering ketakutan mengambil risiko yang bisa saja membawa mereka pada kegagalan.” Lalu, bagaimana cara berani mengambil risiko pada timing yang tepat? Yuk, baca langsung saja tulisan ini.
Berani Mengambil Risiko dan Timing yang Tepat
Berani mengambil risiko dan timing yang tepat berlalu dalam banyak bidang kehidupan. Ketika kita punya satu ide, maka ada dua kemungkinan dalam mewujudkan ide tersebut, berhasil atau gagal. Karena pada dasarnya, setiap ide memiliki risiko masing-masing. Agar lebih mudah memahaminya, coba perhatikan dua contoh berikut:
- Kamu ingin menerbitkan buku dengan tema yang unik dan belum ada satu pun menuliskan tentang tema ini. Maka, ide ini punya tiga risiko, yaitu tidak laku, laku, atau risiko yang paling tragis bukunya tidak pernah terbit.
- Kamu ingin meluncurkan produk baru berupa minuman kaleng berbahan dasar jengkol. Alasannya, ada banyak manfaat jengkol bagi kesehatan. Risikonya, produk ini bisa saja berhasil kalau diolah dengan baik, namun bisa juga gagal karena tidak semua orang suka jengkol.
Dari dua contoh di atas, risiko sudah bisa kamu ketahui di awal perancangan ide. Dengan risiko seperti itu, apakah kamu tetap berani mengambil risiko untuk mewujudkannya?
Tips Berani Mengambil Risiko
1. Ambil Peluang yang Datang
Kebanyakan orang cenderung menghindari peluang yang kelihatannya mustahil untuk diwujudkan. Padahal di dunia ini, ada banyak hal-hal yang awalnya terlihat tak mustahil, malah membawa kesuksesan.
Contohnya: Wright Bersaudara dengan ide mereka membuat pesawat. Awalnya, pembuatan pesawat terbang terasa mustahil. Sekarang, pesawat menjadi salah satu transportasi yang memudahkan manusia berpindah tempat dengan lebih cepat. Dulu, impian Elon Musk jalan-jalan ke luar angkasa ditertawakan. Sekarang, sudah ada SpaceX.
Dari pengalaman dua orang hebat di atas, bisa kita ambil kesimpulan. Beranikan diri untuk mewujudkan ide apa pun, bahkan ide yang awalnya terasa mustahil. Hal yang sama juga berlaku ketika ada peluang. Ambil dulu saja. Lalu, susun langkah-langkah apa saja yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan peluang menjadi kenyataan. Kalau perlu, buat rencana cadangan. Jadi ketika mengalami kegagalan, kamu sudah siap melaksanakan rencana berikutnya.
2. Bungkam Pikiran yang Terlalu Riuh dan Fokus pada Hal Penting Saja
Dr. Tara Swart, ilmuwan syaraf dan pelatih kepemimpinan yang tinggal di London, Inggris, memiliki satu tips agar berani mengambil risiko. Tips tersebut ia namai dengan “Membungkam Pikiran”. Dalam tips ini ada penjelasan bagaimana supaya berani mengambil risiko.
Caranya, kamu perlu membungkam semua pikiran negatif yang meragukan kemampuanmu. Terutama, saat kamu berhadapan dengan situasi di mana ide-ide dan tujuan yang ingin kamu capai terasa tak tergapai. Setelahnya, fokuskan pikiranmu hanya pada suara-suara positif yang memberimu semangat.
Contoh:
Kamu ingin punya satu perusahaan yang bisa memproduksi alat untuk menyedot air dalam kapasitas besar. Tujuannya, untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di berbagai wilayah di kotamu. Sayangnya, alat semacam ini sudah banyak tersedia di pasaran. Otomatis kamu perlu memikirkan ide lain untuk membuat produkmu berbeda. Misalnya, alat penyedot air yang bisa langsung mengubah air menjadi embun.
Untuk mewujudkan rencana produksi alat penyedot ait tersebut, kamu perlu melakukan beberapa hal berikut, seperti:
- Mendeskripsikan dengan jelas semua rencana yang mau kamu ambil, mulai bahan, peralatan produksi, tenaga produksi, biaya, dan sebagainya.
- Risiko yang mungkin kamu hadapi.
- Solusi untuk menghindari risiko atau untuk mengatasinya kalau benar-benar terjadi.
Buat sedetail mungkin dan fokuskan pikiranmu hanya pada bagaimana alat ini bisa terwujud. Masalah gagal atau berhasil, itu urusan belakangan.
3. Atasi Kecemasan dengan Kekuatan Pikiran
Ada buku bagus berjudul Think Less, Learn More: Unlock the Power of the Unfocused Mind. Penulisnya Srini Pillay, asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School. Dalam buku tersebut, Srini menyebutkan bahwa salah satu cara efektif untuk memiliki keberanian dalam mengambil risiko adalah membangun ketahanan mental dan pikiran dalam menghadapi kecemasan. Caranya, kita bisa melatih kekuatan pikiran yang tidak fokus menjadi fokus.
Artinya, gunakan dan latih pikiran bawah sadar untuk memperkuat kemampuan otak dalam berpikir. Gunakan kenangan dan referensi yang telah otak miliki. Kemudian, hubungkan semuanya dengan gagasan baru, hingga akhirnya target mustahil yang ingin kita capai bisa benar-benar tercapai.
4. Sugesti Positif yang Diulang-ulang
Tips agar berani mengambil risiko berikutnya, kita bisa mensugesti diri sendiri dengan hal-hal positif. Tujuannya, untuk mempengaruhi pikiran dan perasaan agar tetap fokus pada target yang ingin kita capai.
Selain itu, sugesti positif yang terus kita ulang-ulang setiap hari dan setiap waktu akan sangat membantu dalam menghadapi opini, tanggapan, pengaruh, bahkan pandangan negatif dari orang-orang di sekeliling kita.
Kalibrasikan Pikiran ke Hal Positif untuk Mencapai Tujuan
Kata Deena Goodman, psikoterapis, mengatakan bahwa mengkalibrasi pikiran hanya pada hal positif akan membantu kita mencapai tujuan. Kita jadi belajar bagaimana merasa nyaman dengan ketidakpastian yang muncul saat mengambil suatu risiko. Termasuk, tidak lagi terlalu peduli terhadap penilaian orang lain terhadap diri dan impian kita.
Brian Tracy, seorang motivator yang bergerak dalam bidang pengembangan potensi manusia, mengatakan, “Masa depan merupakan milik pengambil risiko, bukan pencari keamanan. Semakin kamu mencari keamanan, semakin sedikit kemampuan kreatifmu. Tetapi ketika kamu mengejar kesempatan dan berani mengambil risiko, kamu akan mendapatkan keamanan yang kamu inginkan (keamanan finansial, karier, atau proses kreatif).”
Prinsipnya, semakin besar risiko yang akan kamu ambil, semakin besar pula hasil yang bisa kamu dapatkan. Jadi, miliki keberanian untuk menghadapi berbagai risiko yang mungkin terjadi dan siapkan pula rencana matang untuk menghadapi risiko tersebut.
Nah, setelah tahu tips berani mengambil risiko, segera wujudkan rencana-rencanamu untuk mencapai impian ya. Jangan lupa, tempa dirimu untuk menjadi pribadi produktif. Baca, yuk, Cara Menjadi Pribadi Produktif.
Aduh mak jleb banget sih kalimat ini –> Masa depan merupakan milik pengambil risiko, bukan pencari keamanan. Mungkin aku termasuk orang yang tidak berani ambil resiko. Pengin sih melakukan ini itu tapi dipikir2 ada resiko yg akan timbul, akhirnya berhenti, malah tidak ngapa-ngapain.
Memang harus suggest diri sendiri untuk berpikiran positif ya. Tahun baru, harapan baru. Semangat!
Timing yang tepat ini salah satu rahasia untuk sukses ya Mba, kalau udah ambil risiko besar, terus tahu timing yang tepat, bakalan boom banget tuh.
Sayangnya, untuk tahu timing tersebut dibutuhkan jam terbang tinggi atau bisa juga karena faktor lucky.
Yang pasti semua itu bisa terwujud, kalau kita mau menangkap setiap peluang yang ada 🙂
Timing yang tepat atau kesempatan itu datangnya tidak berkali-kali, jadi ketika dia lewat harus diusahakan agar mampir ya mba, walau dengan resiko ditolak, tapi harus diusahakan.
Saya masih harus belajar banyak utk semua ini.
Makasih tulisan penyemangat ini mba.
Saya kayaknya perlu banget praktekin tips-tips ini. Kadang-kadang masih suka takut ambil risiko. Masih kebanyakan mikirnya
Aku orangnya bisa dibilang santai. Tapi sebenarnya lebih ke takut ambil risiko. Tapi kalau merasa waktunya pas, hayuk lah. Sekalipun gagal, yang penting awalnya yakin
Kadang, kita tuh emang lebih suka mager saatberada di comfort zone ya mba. Ngerasanya udah cukup aja gitu. Males lagi ngerjain yang lain, meski ada peluang baru yang menantang. Padahal kalau punya tekad dan nyali, bisa jado peluang itu bakalan jadi langkah besar di kemudian hari. Apalagi kesempatan sering kali ga datang dua kali. Makanya itu aku setuju banget sebelum mengambil keputusan, kita kudu berdoa dan kalo perlu konsultasi atau minta pendapat orang yang kita percayai. Selain itu emang harus PD sih.
Btw thanks udah berbagi mba. Jadi termotivasi nih
No. 2 sering saya alami, kadang merasa cemas dan kuatir namun kita harus otpimist ya guys
Memang harus berani melangkah memulai dan memikirkan resiko nya.
Karena ada resiko nya paling tidak kita ancang-ancang kendala yang di hadapi. Jangan takut terhadap resiko karena rezeki dari tuhan
Memang perlu diasah sih ya mba mindset untuk berani mengambil resiko karena peluang kadang gak datang dua kali. Jangan sampai menyesal belakangan karena kita terlalu banyak berpikir dan takut atas konsekuensinya dari keputusan yang kita ambil. Nice share and reminder mba.
Wah penting nih supaya sukses meraih cita2 kita hehe..afirmasi positif penting jg ya ini.yg sdg aku tanamkan nih utk menjemput sebuah keajaiban..
Haduh, aku nih sering berkebalikannya. Punya ide, tapi suka ragu untuk ngambil risiko. Jadinya keburu muncul ide serupa yang lebih dulu dieksekusi orang lain. Huhuhu… kudu mulai belajar ngambil risiko ya. 🙁
Saatnya ambil resiko untuk melakukan yang terbaik. Semangat positif
memang harus berani ambil resiko namun tetap fengan perhitungan yang matang yaaa mba supaya tidak menjadi penyesan di kemudian hari yaa mba
Duh, serasa tercambuk mba baca artikel ini. Kayaknya aku termasuk yang kurang berani mengambil resiko.
Thanks lho untuk lecutan semangatnya. Kudu optimis ya, meyakinkan diri sendiri, selama yang kita kerjakan itu positif, semua jalan pasti akan terbuka untuk kita.
Aku kadang masih cemas kalau ngambil keputusan yang aku ga terbiasa melakukan pekerjaan itu. Makanya kudu mikir dalem2 buat menghasilkan keputusan yang matang
PR banget ini ya Mba mengambil risiko dan timing yang Pas
Kadang keinginanya aku nggak sesuai dengan risiko tapi pengen hahaha
yang jelas kudu tetap memberikan yang terbaik, optimis menjalankan dan yakinkan diri pasti bisa
Pas banget artikelnya dengan kondisi saya. Niat menulis selalu naik turun hanya karena ragu-ragu dan tak berani berbuat lenih. Thanks mbak sudah diingatkan melalui artikel ini.