Berburu Buku Berkualitas di Zona Kalap IIBF 2018 – Beberapa waktu lalu saya pernah membaca artikel yang membahas mengenai minat baca di Indonesia yang rendah berdasarkan hasil survei yang dilakukan Perpustakaan Nasional tahun 2017. Di dalam data survei itu disebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia hanya membaca 3-4 buku per minggu dengan lama waktu membaca jika dirata-rata hanya sekitar 30 menit hingga 59 menit.
Setelah membaca artikel tersebut, saya iseng melakukan tanya jawab pada cukup banyak orang di sekitar saya, mulai dari saudara, teman dekat, teman yang hanya bertemu sesekali, bahkan melalui media sosial. Hasil yang saya dapatkan ketika itu adalah banyaknya alasan yang membuat seseorang tak membaca buku, mulai kesibukan sehari-hari yang padat, tak punya waktu, dan yang terakhir harga buku sekarang mahal.
Pertanyaan saya, benarkah harga buku mahal yang membuat banyak orang jadi malas baca buku dan berburu buku berkualitas dengan harga terjangkau? Padahal kalau mau mencari tahu sedikit saja, sering kok toko buku dan penerbit mengadakan bursa buku murah, obral buku, bahkan sering pula diadakan pameran buku yang selalu ada stan buku murah, salah satunya adalah pameran buku Indonesia Internasional Book Fair 2018.
Acara Pembukaan IIBF 2018
Tiga tahun terakhir, saya selalu datang ketika IIBF diselenggarakan di Jakarta. Ini event yang selalu saya tunggu-tunggu mengingat saya termasuk penggila buku. Dalam satu hari, harus ada satu buku yang saya baca sampai selesai. Bagi saya, membaca buku, apapun genrenya, merupakan hiburan yang menyenangkan dan menenangkan setelah seharian bekerja. Membaca buku cara terbaik untuk berburu pengalaman, pengetahuan, dan kebahagiaan. Pokoknya, banyak sekali manfaat membaca buku yang saya rasakan, kalau dituliskan semua di sini, yakin deh bisa panjang sekali tulisan saya kali ini.
Tahun ini, saya berkesempatan datang dan ikut acara pembukaan IIBF 2018. Ada yang berbeda pada IIBF 2018 kali ini dibandingkan dengan IIBF tahun-tahun sebelumnya. Saat memasuki gedung JCC, tepatnya di Plenary Hall, saya melihat jauh lebih banyak stand penerbit baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang ikut berpartisipasi pada pameran buku skala internasional ini.
Tepat pukul 10.00 wib, acara pembukaan IIBF 2018 dimulai. Acara yang dihadiri Ketua IKAPI Rosidayati Rozalina, Ketua panitia IIBF 2018 Amalia Safitri, Ketua BEKRAF Triawan Munaf, dan Kepala Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Kemendikbud Dadang Suhendar, serta banyak tokoh dunia literasi, mengusung tema “Creative Work Toward the Culture Literacy“.
IIBF 2018 yang merupakan hasil kerja sama antara Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) didukung Badan Kreatif Indonesia (BEKRAF) mulai diselenggarakan tanggal 12 September 2018 hingga 16 September 2018 di Jakarta Convention Center (JCC). Ada 17 negara (antara lain: Cina, Maroko, India, Australia, Indonesia, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Mesir, Singapura, Turki, Arab Saudi, Thailand, Tunisia, Inggris, dan banyak lagi) dan kurang lebih 110 stand yang ikut berpartisipasi dalam pameran buku ini demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan buku berkualitas dengan harga yang terjangkau. Selain itu, IIBF menjadi ajang pertukaran dan kerja sama antara penerbit dalam negeri dan luar negeri, serta peluang bagi penulis Indonesia untuk memperkenalkan karyanya, bahkan untuk mulai go internasional.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia IIBF 2018 Amalia B. Safitri mengatakan bahwa penyelenggaraan pameran berskala internasional seperti IIBF 2018 ini perlu secara rutin dilakukan demi bisa memperkenalkan dunia perbukuan di tanah air, pertukaran literasi dan budaya melalui buku bacaan, bahkan bisa menjadi ajang transaksi penerbitan buku antar penerbit dalam dan luar negeri.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Ketua IKAPI Rosidayati Rozalina, bahwa IIBF 2018 bisa menjadi ajang penjualan buku secara langsung dari penerbit kepada pembaca, sekaligus menjadi market hub perbukuan internasional bagi para penerbit dan penulis yang ingin menyasar pasar global.
Di acara ini juga ada pengumuman Writer of the Year dan Book of the Year. Untuk Book of the Year jatuh pada buku Aroma Karsa karya Dewi Lestari, sedangkan untuk Writer of the Year diberikan kepada penulis buku produksi, yaitu Prof Rhenald Kasali. Dalam sambutannya, Prof. Rhenald Kasali mengatakan bahwa di era informasi saat ini, data bergerak cepat dan pengetahuan yang berkembang dengan sangat cepat ini jika tak didukung dengan sains maka bisa menyuburkan penyebaran hoax. Untuk mencegah penyebaran hoax semakin meluas, masyarakat harus banyak membaca buku dan data, bukan sekadar membaca cerita.
Prof Rhenald Kasali memang layak sih dinobatkan sebagai writer of the year tahun ini karena buku-buku beliau emang keren, gaya penulisannya mudah dipahami bahkan saat menyajikan data-data dan fakta berkaitan dengan bidang bisnis dan manajemen. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan pendiri Rumah perubahan ini juga memiliki pandangan-pandangan yang bagus hingga menjadi referensi para pemimpin dan anak muda zaman now, bahkan beliay menjadi pendorong agar masyarakat Indonesia mulai berwirausaha sekitar rentang waktu 1998-2000, yang masa itu terjadi gelombang besar PHK dari berbagai perusahaan multinasional. Salah satu judul bukunya, yang juga membawa perubahan besar dalam hidup saya adalah yang berjudul, “Change! Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda tempuh, Putar Arah Sekarang Juga.”
Berburu Buku Berkualitas di Zona Kalap IIBF 2018
Demi meningkatkan minat baca masyarakat dan menghapus stigma mengenai harga buku mahal, maka tahun ini secara khusus IIBF 2018 menyelenggarakan “Zona Kalap” yang merupakan zona penjualan buku berkualitas, baik buku berbahasa Indonesia maupun buku impor, dengan harga sangat murah. Ada kurang lebih 500 penerbit yang berpartisipasi dengan menyediakan kurang lebih 7000 judul buku yang bisa didapatkan dengan diskon hingga 80 persen.
Buku-buku yang ada di zona ini tersedia dalam berbagai genre, mulai dari novel dari penulis ternama tanah air, buku bertema agama, buku pengembangan diri, kesehatan, bisnis, dan sebagainya. Pokoknya, tinggal sabar saja deh berburu buku berkualitas yang jadi impian maka bisa jadi kita mendapatkannya. Zona kalap yang berada di Cenderawasih Hall ini sudah terlihat dipenuhi pemburu buku berkualitas sejak pagi hari sebelum acara pembukaan IIBF 2018 dimulai.
Saya sempat mampir, mendapatkan beberapa buku yang selama ini sudah saya incar, lah tapi karena antriannya sangat panjang dan saya terburu-buru untuk ikut acara pembukaan, terpaksa menunda dulu keingian untuk antri. Selesai acara pembukaan, baru saya kembali lagi ke sini. Oh ya, jangan lupa mampir juga ke stand buku Kinokuniya. Di sana, saya bisa mendapatkan buku impor bagus dengan harga 50.000 dapat dua buku lho. Tinggal pilih saja buku yang dimau, lihat di bagian belakang yang ada stiker berwarna orange, dan bawa ke kasir.
Selain zona kalap, ada pula stand yang memperkenalkan budaya Arab di bagian tengah Plenary Hall. Areanya cukup luas dan kita bisa mengenal budaya Arab Saudi di sini, bahkan cukup banyak pengunjung terlihat berfoto di area ini.
Paket Ibadah Haji Gratis
Datang ke IIBF 2018 tahun ini tak akan rugi. Dijamin deh. Apalagi Kerajaan Arab Saudi menyediakan grand prize pergi haji gratis. Ya, pemenang yang beruntung bisa mendapatkan hadiah menunaikan ibadah haji, yang keberangkatannya difasilitasi Kedubes Arab Saudi. Siapa pun bisa mengikuti undian ini. Caranya, datang saja ke stan Kedubes Arab Saudi, mengisi data pengunjung dan ikuti mekanisme mengikuti undian di sana. Lalu jangan langsung pulang lho karena pengundian berhadiah pergi haji gratis ini dilakukan setiap pukul 7 malam, setiap hari. Sayangkan, pas nama kita dipanggil, trus kitanya sudah pulang, ya hadiah tentu saja batal.
Acara Lain di IIBF 2018
Ada cukup banyak acara yang diadakan di IIBF 2018. Target utama tahun ini adalah memperkenalkan literasi dan meningkatkan minat baca pada anak-anak. Jadi jangan heran jika terlihat cukup banyak rombongan anak-anak dari berbagai sekolah hadir di IIBF 2018 untuk mengikuti berbagai kompetisi, permainan, dan talkshow. Selain itu, ada pula wisata literasi dan budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai budaya dari berbagai negara yang berpartisipasi dalam pameran buku ini, termasuk mengenal budaya Indonesia tentu saja.
Bursa naskah pun ada lho bagi para penulis Indonesia yang ingin langsung konsultasi dan menawarkan naskahnya ke penerbit. Bursa naskah menjadi ajang bertemunya para penulis dengan penerbit sehingga proses penerbitan naskah bisa dinegosiasikan segera. Mau naskah kita diterbitkan di penerbit luar? Ayo ke IIBF 2018 di JCC dan bawa naskah yang ingin ditawarkan ke penerbit. Siapa tahu inilah jalan untuk bisa menerbitkan naskah yang merambah pasar internasional.
Apalagi ya? Mau ikut workshop mengenai dunia kepenulisan? Adaaa! Cukup banyak penulis ternama dan produktif Indonesia yang hadir dan menjadi pembicara di workshop atau book discussion. Mereka akan membagikan pengalaman dan pengetahuan berkaitan dengan proses menulis buku. Beberapa penulis yang akan jadi pembicara, antara lain: Maman Suherman, Maudy Ayunda, Dwitasari, Rene Suhandono, bahkan hadir pula Eka Kurniawan.
Nah, tunggu apalagi. Masih ada waktu sampai tanggal 16 September 2018. Yuk kita ke JCC dan menghadiri IIBF 2018, sekalian juga berburu buku berkualitas di IIBF 2018 ya. Semoga dengan tersedianya lebih banyak buku-buku berkualitas dengan harga murah ini maka minat baca masyarakat di Indonesia semakin meningkat ya.