Benarkah Gaya Hidup Sedentari Penyebab Obesitas?

Home » Kesehatan » Benarkah Gaya Hidup Sedentari Penyebab Obesitas?

Tadi pagi sehabis mandi dan sedang bersiap untuk pergi ke suatu acara, suami saya (Pewe) menatap saya cukup lama dari ujung kepala sampai ujung kaki. Nggak biasa-biasanya saya melihatnya melakukan hal begitu, jadi saya pun tanya, “Kenapa? Ada yang aneh dengan baju yang saya pakai?” Dia menggeleng, lalu menjawab, “Kayaknya kamu tambah gemukan deh.” Gara-gara satu kalimat itu, saya jadi kepikiran seharian ini dan malam ini menyempatkan diri untuk browsing di internet mencari tahu, benarkah gaya hidup sedentari penyebab obesitas?

Gaya Hidup Sedentari Penyebab Obesitas
Gaya Hidup Sedentari Penyebab Obesitas. Sumber Gambar: Twitter @p2ptmkemenkesRI

Gaya Hidup Sedentari Penyebab Obesitas

Dari hasil berselancar di internet saya menemukan cukup banyak artikel yang mengulas mengenai penyebab obesitas. Sebagian besar menyebutkan karena asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan, seperti yang dikatakan Dr. dr. Ahmad Suryawan SpA(K), spesialis Konsultan Tumbuh Kembang Anak, dalam wawancaranya bersama okezone.com.

“Obesitas dipengaruhi asupan nutrisi dan aktivitas fisik. Asupan nutrisi banyak yang masuk tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Energi yang kurang digunakan ini bisa pula disebabkan gaya hidup sedentari.”

– Dr. dr. Ahmad Suryawan –

Perilaku Gaya Hidup Sedentari
Perilaku Gaya Hidup Sedentari. Sumber Gambar: Twitter @p2ptmkemenkesRI

Saya jadi mengingat-ingat kembali kegiatan sehari-hari yang saya lakukan dan konsumsi makanan harian saya. Kalau dibilang saya banyak makan, tidak juga sih sebenarnya. Malah saya tak terlalu senang makan nasi. Porsi makan saya juga biasanya setengah dari porsi makan suami. Nah, kok bisa timbangan saya naik terus sementara saya makannya tak banyak? Camilan mungkin jadi faktor penentu juga. Tapi ketimbang nyamil, saya lebih banyak minum kopi saat kerja. Dan akhirnya saya berkesimpulan sendiri nih, bisa jadi karena saya juga “terjebak” dalam gaya hidup sedentari, ditambah konsumsi gula yang cukup banyak dalam setiap gelas kopi yang saya minum.

Gaya hidup sedentari adalah pola hidup sehari-hari yang kurang aktivitas fisik dan lebih banyak melakukan kegiatan yang tidak mengeluarkan banyak tenaga, seperti duduk terlalu lama untuk bekerja atau menonton televisi, berlama-lama main game, jarang jalan kaki, jarang berolahraga, memanfaatkan teknologi yang semakin maju untuk memudahkan kehidupan (berbelanja secara online, beli makan dengan delivery, dan sebagainya).

Kenapa saya bilang gaya hidup saya termasuk gaya hidup sedentari? Karena saya memang jarang beraktivitas fisik. Saya lebih banyak duduk berjam-jam di depan laptop, apalagi saat sedang dikejar deadline tulisan (naskah buku). Rumah saya pun termasuk kecil, yang ke mana-mana dekat (ke dapur cuma beberapa langkah, ke kamar mandi pun sama) maka otomatis gerak tubuh saat berjalan kaki juga kurang. Oke, kadang saya juga keluar rumah kalau sedang ada undangan event. Tapi begitu keluar rumah, saya naik motor, duduk manis di boncengan Pewe sampai tiba di lokasi acara, lalu kembali duduk manis saat mengikuti acara. Olahraga pun saya jarang sekali. Kalau sedang berada di suatu gedung, saya juga lebih memilih naik lift alih-alih naik tangga. Yah, akhirnya saya sadar sendiri deh, memang gaya hidup sedentari inilah yang akhirnya jadi penyebab obesitas yang saya alami.

Perilaku Gaya Hidup Sedentari
Perilaku Gaya Hidup Sedentari. Sumber Gambar: Twitter @p2ptmkemenkesRI

Cara Mengatasi Obesitas Dengan Lebih Banyak Aktivitas

Ada banyak sekali dampak buruk dari obesitas. Contoh pertamanya ya susah cari pakaian yang enak dikenakan dalam posisi tubuh yang bertambah gemuk. Dampak lainnya, jadi semakin malas bergerak karena tubuh terasa “berat”, cepat lelah dan berkeringat, naik tangga ngos-ngosan, belum lagi berbagai penyakit berbahaya siap mengintai kapan saja.

Beberapa penyakit yang mengintai, antara lain:

  • Penyakit kardiovaskuler.
  • Risiko tinggi terserang Diabetes Mellitus.
  • Mudah mengalami osteoporosis.
  • Gelisah dan gangguan kecemasan.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Sering merasa sakit punggung bagian bawah.
  • Risiko tinggi terkena penyakit kanker kolon.

Benarkah Gaya Hidup Sedentari Penyebab Obesitas? Faktanya memang benar dan tak bisa lagi dipungkiri. Selain saya, kalian pun pasti juga merasakan hal yang sama. Makan sedikit, ditambah asupan gula, lemak, dan garam yang banyak, lalu jarang beraktivitas fisik, jelaslah sudah jadi penyebab angka timbangan terus melonjak. Yuk kita tinggalkan saja gaya hidup sedentari ini dan mulai lebih banyak beraktivitas fisik, lebih banyak jalan, menjalani pola makan gizi seimbang, dan olahraga tentunya.

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

3 pemikiran pada “Benarkah Gaya Hidup Sedentari Penyebab Obesitas?”

  1. Banyak yg menghidari obesitas dengan mengurangi porsi makan tapi ngemilnya dibanyakin..hehe
    kan sama aja y?

    Balas
  2. Wah, baru tahu istilah sedentary. Kayaknya banyak deh teman kita yang terjebak gaya hidup seperti ini tanpa disadarinya. Bermanfaat sekali Mbak, thanks sharingnya ya…

    Balas
    • Iya, namanya gaya hidup sedentari, Mbak. Aku juga baru tahu. Gara-gara sedikit aktivitas fisik ini nih yang bikin badan melar meski makan dikit ternyata. Makasi kembali sudah berkunjung, Mbak Yayah

      Balas

Tinggalkan komentar