Membaca judul “Kayuh Bike Sharing Sepeda dari Limbah Kayu“ bikin penasaran tidak sih? Tunggu! Saya cerita dulu ya. Bulan lalu sewaktu saya berkesempatan mengunjungi Stadthuys atau Red Square di Malaka, Malaysia, perhatian saya sempat tertuju pada deretan sepeda yang seakan memang sengaja di parkir di trotoar, sementara di sekitarnya tak ada kendaraan lain.
Bertepatan dengan keheranan saya muncul, beberapa remaja berlari menyeberangi jalan sambil saling berteriak, “Bike Sharing!” Sepeda berbagi? Berbagi sepeda? Ah, sayangnya saya tak bisa mencari tahu lebih lanjut karena harus melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya.
Namun baru-baru ini, saya mendengar tentang Kayuh Bike Sharing sepeda dari limbah kayu. Nah loh, apa lagi sih ini? Apakah Kayuh Bike Sharing sepeda dari limbah kayu ini sama dengan bike sharing yang saya lihat di Malaka?
Program Go Green Kayuh Bike Sharing
Gaung Go Green terdengar nyaring beberapa tahun belakangan seiring dengan meningkatkan polusi udara dan pemanasan global. Berbagai kalangan, mulai dari lembaga pemerintahan maupun lembaga swadaya masyarakat beramai-ramai mensosialisasikan ajakan untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Pernah mendengar program 3R (Reuse, Recycle, Reduce)? Nah program ini merupakan salah satu cara untuk bisa lebih peduli terhadap lingkungan, memerangi pemanasan global dan polusi.
Reuse artinya menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Contohnya, mengumpulkan amplop bekas yang bagian kosongnya masih bisa digunakan sebagai notes/buku catatan, kaleng bekas susu digunakan sebagai wadah penyimpanan, dan sebagainya.
Recycle berarti mendaur ulang berbagai barang yang sulit diurai, misalnya potongan kain sisa konveksi dibuat jadi keset, botol plastik diolah kembali jadi kotak pensil atau vas bunga, atau bungkus deterjen dibuat sedemikian rupa hingga jadi tas belanja.
Reduce atau mengurangi berarti kita mengurangi penggunaan produk-produk yang berkemungkinan merusak lingkungan. Contoh: mengurangi penggunaan sedotan, menghemat pemakaian listrik dengan mencabut kabel, mematikan stop kontak, dan sebagainya.
Program 3R jika dilakukan secara masif oleh setiap orang pastilah memberi dampak besar bagi lingkungan. Dengan tujuan yang hampir sama, yaitu lebih peduli terhadap lingkungan, maka Didi Diarsa yang merupakan Founder Kayuh dan Maulidan Isbar, Co-Founder Kayuh, melahirkan Kayuh Bike, Bike Sharing Indonesia.
Maulidan Isbar mengatakan kepada Rahab Ganendra (seperti tertuang dalam tulisan Mas Rahab di Kompasiana) bahwa Kayuh ingin menghadirkan konsep bike sharing yang ramah lingkungan dengan unit sepeda dari limbah kayu yang tak terpakai.
Sepeda dari limbah kayu? Terdengar unik? Iya, benar. Ini unik sekali dan kalau dari limbah artinya Kayuh telah menerapkan dua dari tiga poin yang terdapat dalam program 3R tadi, yaitu reuse dan recycle. Jadi, kayuh bike itu dibuat dari limbah kayu karet yang kebanyakan hanya menjadi sampah yang terbuang percuma atau kadang hanya dijadikan kayu bakar.
Melihat betapa banyaknya limbah kayu karet yang tersia-sia, terutama di berbagai daerah di Jawa Barat, Didi Diarsa dan Maulidan Isbar bekerja sama untuk menciptakan sesuatu agar limbah kayu karet bisa digunakan kembali dan bernilai.
Selain mereka berdua, hadir pula MediaMove yang membiayai terciptanya Kayuh Bike, dan DaycodeX yang melengkapi Kayuh Bike dengan iot device, alat identifikator pengguna dan tracking system. Agar program bike sharing ini bisa berjalan sesuai rencana, bahkan bisa diterapkan pula di kota-kota lain, seperti di Jakarta dan Bali, maka diharapkan kerja sama pula dari pemerintah daerah dan pemerintah kota, serta tentu saja dukungan dari masyarakat luas.
Kayuh Bike Sharing Sepeda dari Limbah Kayu
Mau coba menggunakan sepeda kayu buatan Kayuh Indonesia? Datang saja ke Bogor tanggal 16 Desember 2018 nanti di sekitar Kebun Raya Bogor. Kota Bogor memang menjadi kota pertama tempat peluncuran Kayuh Bike Sharing sepeda dari limbah kayu. Jadi, siapa pun yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor dan ingin mencoba sepeda kayu dari limbah ini, bisa menggunakannya secara gratis. Pokoknya terbuka untuk umum mulai pukul 6 pagi hingga pukul 7 malam.
Disebut bike sharing karena sepeda ini nantinya bisa digunakan oleh siapa saja asalkan terlebih dahulu mengunduh aplikasi “Kayuh” di smartphone. Setelah proses pengunduhan selesai, tingga masukkan saja data-data lengkap pengguna. Setelah data terisi, kita bisa mencoba bike sharing. Tinggal scan saja QR yang sudah ada di sepeda dan smartphone, nanti kunci yang ada di sepeda terbuka, dan sepeda pun bisa digunakan.
Saya sih penasaran banget nih dengan Kayuh Bike Sharing Sepeda dari Limbah Kayu ini. Kamu penasaran juga tidak? Udahlah ya, daripada kita penasaran berjamaah, langsung aja bikin rencana main ke Bogor tanggal 16 Desember 2018 nanti. Sampai bertemu di sana ya.
Satu pemikiran pada “Kayuh Bike Sharing Sepeda dari Limbah Kayu”