Konten adalah semua informasi yang tersedia di berbagai media elektronik, bisa berbentuk foto, video, caption, bahkan artikel. Konten berkualitas menjadi faktor penting dalam penerapan SEO. Nah, pertanyaannya, seperti apa sih konten berkualitas yang bisa membuat strategi SEO sukses? Yuk, baca penjelasan lengkapnya di artikel saya kali ini.
Apakah Konten Berkualitas Penting dalam Strategi SEO?
Dari data yang tertulis pada situs Search Engine Journal, menyebutkan bahwa banyak orang menghabiskan waktu kurang lebih 8 jam hanya untuk mengonsumsi konten di internet.
Dengan banyaknya konten yang tersedia di internet, tentu audiens akan lebih mencari konten yang relevan dengan kebutuhan mereka, bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, dan tentu saja menarik atau bernilai.
Membuat dan menyajikan konten yang berkualitas sangat penting jika ingin website kita memiliki traffic yang tinggi sekaligus memperbesar peluang terjadinya konversi. Tanpa adanya konten, strategi SEO yang kita terapkan jelas tak akan bekerja dengan baik.
Konten Berkualitas Itu Seperti Apa?
Konten berkualitas adalah konten yang isinya harus bisa pembaca baca dan pahami dengan mudah, sekaligus bisa dimengerti dengan baik oleh mesin pencari.
Ini bukan sekadar penggunaan kata kunci yang tepat saja lho, tetapi bagaimana kita sebagai penulis konten bisa menyajikan informasi yang memang dibutuhkan pembaca. Bahkan menurut Search Engine Land, konten harus jadi prioritas utama ketika kita mau menerapkan strategi SEO.
Konten yang berkualitas itu harus kita buat dengan sungguh-sungguh agar konten bisa melibatkan, menginformasikan, mendukung, dan menyenangkan audiens.
Syarat Konten Dikatakan Berkualitas
1. Utamakan Kualitas, Bukan Kuantitas
Sebelum membuat konten, coba pikirkan dulu mengenai diri kita sendiri. Saat kita mencari suatu informasi, maka informasi seperti apa yang akan menarik perhatian?
Jawaban kita akan sama dengan keinginan audiens. Sudah tentu semua orang ingin membaca konten yang benar-benar mengerti apa yang dibutuhkan, akurat, informatif, bisa dipercaya, dan orisinal.
Artinya, tak ada gunanya kita membuat konten sebanyak mungkin, namun konten itu ternyata tidak bermanfaat buat audiens. Mending buat konten sedikit, asalkan konsisten dan berkualitas, akan jauh memberi dampak positif.
2. Melakukan Riset Audiens dan Kata Kunci yang Relevan
Melakukan riset tidak melulu tentang kata kunci saja lho ya, tetapi kita juga harus memahami siapa audiens atau pembaca situs. Pahami topik-topik yang mereka butuhkan, bahasa yang mereka gunakan, dan masalah yang sering mereka hadapi.
Setelahnya, baru lakukan riset kata kunci yang bisa menjawab apa yang banyak orang cari, masalah dan kebutuhan mereka, sekaligus minat mereka.
Pastikan saat melakukan riset kata kunci, kita juga melakukan penyesuaian dengan keseluruhan data mengenai audiens yang sudah kita miliki.
3. Relevansi Tinggi Antara Konten dengan Kata Kunci dan Kebutuhan Audiens
Setelah mendapatkan kata kunci dan apa yang audiens butuhkan dari riset, maka kita perlu memastikan konten memiliki relevansi yang tinggi dengan kata kunci dan kebutuhan tersebut.
Hal ini penting jika dikaitkan dengan strategi SEO, sebab Google mencari konsistensi dan relevansi konten yang bisa memenuhi kebutuhan pengguna internet. Artinya, kita membuat konten bukan buat mesin pencari ya, tetapi untuk audiens (manusia).
Selain itu, penting untuk tidak memaksakan kata kunci yang berlebihan dalam artikel, apalagi sampai stuffing dan spamming keyword hanya demi mendapatkan peringkat di SERP.
Ingat, Google saat ini sudah canggih sehingga mampu mengenali strategi SEO yang kurang tepat sehingga dapat menurunkan peringkat situs.
4. Tips Menggunakan Keyword dalam Konten
Menurut Barry Schwartz, editor berita untuk Search Engine Land, mengatakan bahwa penting bagi kita membedakan antara kueri yang digunakan audiens dengan keyword (kata kunci) yang mau kita gunakan dalam konten.
Kueri yang digunakan audiens adalah apa yang mereka ketikkan pada kotak pencarian di mesin pencari. Sementara keyword adalah kata kunci yang seharusnya kita gunakan dalam konten.
Nah, tips yang bisa kita terapkan, fokuslah pada kata kunci yang mau kita targetkan, namun tetap bisa menjawab kueri yang audiens gunakan. Bukan memasukkan kueri sebagai kata kunci ya.
5. Konten yang Baru, Segar, dan Up To Date
Mesin pencari menyukai konten yang berisi informasi terbaru, segar, dan up to date. Ini bukan berarti kita hanya melakukan update minor, satu dua kalimat, kemudian memperbaharui konten lama jadi baru lho ya. Konsepnya ya tidak begini juga.
Google sudah lama menerapkan Query Deserved Freshness (QDF) sebagai faktor peringkat konten untuk jenis kueri tertentu.
Ketika tren terkait kueri tertentu naik, maka konten-konten yang lebih baru dan segar akan peluang lebih besar mendapatkan peringkat dan visibilitas di hasil pencarian.
Nah, kalau punya banyak konten lama, kita bisa memperbaharuinya (jika memungkinkan), atau menghilangkan halaman yang sudah usang dan kadaluarsa.
Namun, menghilangkan di sini bukan berarti menghapus halaman ya. Kapan-kapan saya akan bahas detail mengenai dampak buruk menghapus halaman yang menyebabkan 4XX terlalu banyak di situs.
Salah satu jenis konten untuk website yang memiliki tingkat keterbacaan tinggi dan isinya lebih mudah dipahami bisa berbentuk artikel listicle. Cari tahu lebih banyak mengenai jenis artikel tersebut dengan membaca: Listicle Artikel: Pengertian dan Alasan Menulis Artikel Listicle.
Aku dulu gak ngerti mbak, ternyata menghapus postingan blog, bikin blog kita jadi buruk di mata google ya. Jadi akhirnya sekarang tulisan lama, aku arsip aja. Ahaha
Walau menerapkan teknik SEO bukan berarti pembaca disuguhkan tulisan kaku dan seperti robot, tetapi yang asik dan bikin betah serta mudah dipahami dengan cepat ya Mbak Mon.
Siip nunggu artikel 4xx-nya, hehe
Konten berkualitas dan up to date ini yg memang susah diciptakan nih, selain ada faktor keberuntungan juga.
Pada dasarnya kita memang mencari informasi yg akurat dan terpercaya kan ya
Wah, dapat ilmu pengetahuan nih dari artikelnya mba monica.
Akan saya pelajari dengan serius nih. Terima kasih mba monica
Memang konten yang berkualitas sangat penting ya mba. Content is the king masih sangat berlaku dan karenanya kita perlu terus memperbaiki kualitas tulisan kita ya
Aku setuju banget konten yang berkualitas penting banget walaupun di-SEO-kan dll. Soalnya bagaimanapun juga kan tujuan bikin konten buat manusia, apalagi katanya search engine tuh makin manusiawi.
Kalau sekadar ranking tinggi tapi konten gk sesuai ya tetep akan cepet ditinggalin ya mbak.
Konten untuk SEO harus berkualitas dan komitmen menjaga kuantitas. Tapi bukan berarti serta Merta asal posting ya. Masih banyak banget artikel page one tapi isinya sampah
Wah selama ini aku masih pakai kueri ternyta. Huaa karena cuma cek kata kunci di mesin pencarian. Belum sampai riset keyword yang dalam
Suka penasaran sama tulisan yang bisa nangkring di pejwan padahal banyak pengulangan keyword. Tapi yang seperti itu tentu gak sehat yaa, ka Moon.
Jadi kudu belajar dan terus menulis artikel yang memang diperuntukkan untuk manusia dengan bahasa yang ngalir, enak dibaca namun tetap informatif dengan kata kunci yang sesuai dengan kebutuhan sang pembaca.
keyword ini yang agak tricky buatku. kadang bingung nentuin antara sesuai kw atau sesuai query. dan biasanya pada akhirnya aku nerapin keduanya hehe. kalo kyk gtu, kira2 yang dilihat google yg mana kak mon? apakah kwnya?
Ternyata kueri dan kata kunci beda ya. Banyak banget yang belum taunya
Saya malah mengonsumsi konten bisa lebih dari 8 jam setiap hari, wkwkwkwk… Emang over banget sih, tapi gimana ya, seolah sudah menjadi kebutuhan ya. Apalagi sebagai konten kreator, pasti nggak bakalan bisa lepas dari internet.
Pentingnya bikin konten yang mampu memenuhi kebutuhan dan menjawab pertanyaan audiens ya. Biasanya kalo kebutuhan audiens terpenuhi, mereka akan membaca artikel yang lainnya lagi.
Nah tips nomor 4 ini kadang suka ketuker antara keyword dan kueri. Jadi mesti tetap membidik keyword ya, tetapi tetap menjawab kueri yang audiens gunakan. Very nice article Mba Monica !!
Kalau menurutku ada benang merahnya juga sih mbak antara konten berkualitas dengan SEO yang baik. Karena kalau kontennya bagus dan cara nulisnya bener, kadang malah mengundang banyak traffick, walaupun kadang belum nyebar keyword. Namun balik lagi sih sebagai penulis digital sedikit banyaknya harus paham menganai prakterk-praktek SEO
Saya masih suka kebolak balik dengan keyword dan kueri karena baru mulai belajar. Mudah-mudahan saya bisa bikin konten yang berkualitas.
Terimakasih tulisannya mbak mon, sangat membantu sekali tulisannya ini.
Sejauh ini saya masih lebih banyak menulis apa yang saya mau, belum fokus pada apa yang dibutuhkan oleh pembaca. Masih harus belajar terus nih.
Berarti banyak membuat tulisan tetapi nggak SEO friendly, sayang juga ya. Lebih baik yang rutin misalnya seminggu 2 atau 3x tetapi berkualitas, jauh lebih oke ya.
Memperbaharui artikel ini masih jadi PR buatku, masih banyak artikel lama yang nggak sesuai dengan konten berkualitas yang mbak Mon sebutkan di atas. Padahal kalau diperbaharui itu masih relevan sampai saat ini.
Saya sangat mengarisbawahi, kalau kita membuat konten itu bukan untuk mesin, tapi untuk manusia. Jadi konten yang kita buat harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pembaca. Dan kalau saya menerapkan teknik seperti bercerita kepada teman. namun sampai saat ini saya terus belajar membuat konten yang berkualitas dan bermanfaat, Mbak.
Dulu kalau nulis artikel, asal nulis aja, suka-suka. Setelah belajar SEO makin paham deh. Bahwa audiens mencari tulisan berdasarkan keywords. Jadi deh, sebelum nulis artikel riset dulu, audiens maunya baca apa nih…
Bikin konten berkualitas memang butuh effort lebih ya, MbaMon. Step-stepnya juga kudu tepat plus faktor lucky di mesin pencari hehe..
Haduhhh sekarang tuh banyak banget konten yang nyampah juga. Susah kalau kita ngga bijak memilih dan memilah konten berkualitas. Melakukan riset emang penting banget buat memahami audiens sih. Biar kita juga memahami topik yang dibutuhkan. Apalagi mesin pencari suka sama info up to date dan segar kan.
Banyak yang berpikir ya udahlah bikin konten sebanyak-banyaknya saja. Tanpa mikirin kualitas. Jadinya ya tidak banyak audience yang tertarik sama konten itu.
Malah, kadang ada lho konten yang nggak nyambung. Bikin kecewa aja karena kita nggak bisa dapat informasi yang kita mau.
Ternyata kualitas konten yang baik itu nggak sekadar dari kata-kata yang banyak ya. Banyak faktor seperti isi, kesesuaian kata kunci, dan relevansi
Kualitas konten menurutku menjadi salah satu faktor pemicu bagusnya posisi di mesin pencari. emang harus dimngerti juga sama mesin pencari dan terutama sama manusia. Sekarang konten berkualitas harus banyak melawan konten yang digenerate pakai AI. Kita harus lebih banyak berinovasi agar tulisan kita ga sama persis dengan AI
Nuhun, ka Moon.
Jadi evaluasi buat tulisanku. Semoga point per-point nya bisa aku terapin di blog sehingga risetnya lebih dalam dan gak asal banyak-banyakan tulisan, tapi kualitas konten yang diperlukan.
Baca ini jadi keinget konten2ku yang perlu diperbarui karena banyak yang ngga up to date lagi. Kendalanya selalu ada di “malas” hiks.. padahal teorinya udah dapet nih ya padahal. Thankyou kak Mon artikel penyegarannyaaa
Duh yang nomor 4 ini tantangan banget deh. Fokuslah pada kata kunci yang mau kita targetkan, namun tetap bisa menjawab kueri yang audiens gunakan. Bukan memasukkan kueri sebagai kata kunci ya.
Kadang udh masukin kata kunci yg kita targetkan, tp kalah telak dgn media besar. Coba masukin kueri, eh artikel kita malah nongol di belakaaang bgt mesin pencarian.
Hrs testing selalu nih biar tulisan kita berkualitas asal mau riset, bikin grafik, tulisan komplit, dan uptodate, syukur2 kalo bs ngikutin yg lagi viral, bakalan rame kali ya trafiknya.
Paling anti sama yang suka pakai konten kita tapi gak bilang²
Memang saya juga harus belajar keras lagi supaya konten lama itu bisa diuraikan
Harus lebih baik dengan merencanakan sesuatu yang bisa diperbaiki
Jadi tergelitik dengan beberapa pendapat yang menyebutkan kalau sebaiknya menayangkan konten itu sebaiknya sesering mungkin. Tapi kadang ya aku merasa sih, kalau bikin terlalu banyak, lama-kelamaan jadi lelah melakukan produksi tapi abai sama riset dan menyempatkan diri untuk menyelami lebih dalam lagi bahasan dari konten yang mau diangkat.
Saya masih terus belajar supaya bisa menghasilkan konten yang berkualitas. Konten yang bermanfaat bagi pembaca, dengan bahasa yang enak dibaca. Harus terus belajar untuk riset jugaa..
wah baca ini jadi mereview kualitas konten sendiri Kak Mon, kadang kita hanya mengejar kuantitas sementara kualitasnya diabaikan, alhasil kontennya apa adanya dan ga menghasilkan apa-apa buat diri sendiri dan juga orang lain, asal nulis aja, asal keisi aja blognya. Tipsnya dari Kak Mon useful banget buat memperbaiki kualitas konten blog
Kontent is the king. Begitu kan. Jadi isi konten lebih penting dari penampilan karena konten bermanfaat akan meninggalkan pemahaman bagi pembacanya.
Harus belajar lagi nih dalam memberikan konten yang berkualitas. Karena jika konten kita berkualitas, informatif, solutif, pembaca juga akan merasakan manfaat sepenuhnya dari konten tersebut.
Masih belajar nih buat fokus pada keyword bukan kueri. Selain itu jg PR untuk memperbaharui arzikel2 lama. Soalnya bnyk artikel lama2 yang asal tulis krn berupa curhatan.
saya jadi inget, kadang saya sendiri kalo pake brpwser tuh pakai queri agak aneh sih, semisal dimana nyari sepatu olahraga cewek bagus di Bandung, ini kan belibet ya, hahaha. tapi yang keluar tentu rekomendasi sepatu olahraga bagus di Bandung. Iya, kita bisa pakai queri seperti ini untuk dimasukan ke KW ya mba
Aku punya 404 ini ada 10 artikel mungkin mba. Dulu sih karena asal nulis saja, setelah paham cara bikin konten berkualitas, aku mulai memperbaiki isinya yang sekiranya dianggap bermanfaat dan mengganti dengan url yang sesuai dengan katankunci yang dibidik
Bisa nih diterapkan untuk menghasilkan konten berkualitas, secara sambil baca artikel ini aku terus intropeksi diri apakah konten-kontenku sudah berkualitas hehehe. Tapi dibalik itu tetep sih harus konsisten, terus belajar agak semakin maksimal .