Judul : Mamma Mia! Single Parent
Penulis : Monica Anggen
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 15 April 2013
Tebal : 154 hal
Sinopsis
Single Parent!
Inilah sebutan bagi perempuan atau laki-laki yang berperan sebagai orang tua tunggal untuk anak-anaknya. Dalam masyarakat kita, status sebagai single parent – baik janda maupun duda – sering dicap negatif, dianggap memalukan. Karena itu, laki-laki atau perempuan yang ‘terpaksa’ menyandang status ini sering merasa tidak percaya diri atau terisolasi dari lingkungan sekitar.
Padahal kalau boleh jujur, kita justru harus acung jempol dan mengakui single parents sebagai orang-orang pilihan. Bagaimana tidak, berperan ganda melaksanakan tugas sendiri sekaligus mengisi posisi yang ‘ditinggalkan’ pasangan hidup tentu bukan urusan mudah. Butuh keyakinan dan semangat tinggi untuk menjalankan roda kehidupan meski ‘sendirian’.
Dengan semangat menghargai single parents, buku ini sengaja kami hadirkan. Mengemas 11 kisah jatuh-bangun para janda dan duda dalam mengarungi kehidupan, Anda akan dibuat tersenyum, ternganga, bahkan menitikkan air mata. Kisah-kisah mereka sarat akan pelajaran hidup dan pengalaman batiniah yang akan memperkaya diri Anda dengan nilai-nilai baru, emmotivasi, membangun kepercayaan diri, serta membuat Anda lebih menghargai hidup dan mencintai keluarga.
Apa kata mereka?
Seorang bocah perempuan yang terlihat sangat manis dengan rambut ikal sebahunya mengkeret ketakutan di ambang pintu. Anak itu masih berumur enam tahun. Anak itu terpaksa menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pengasuhnya karena mamanya tidak mau peduli padanya. Malam ini, anak itu diam-diam menunggu Lily pulang kerja hanya untuk mendapatkan pelukan hangat sebelum tidur.
Anak itu masih terpaku menatap Lily, mama yang begitu dicintainya dengan sepenuh hati, nyaris tanpa berkedip. Ada luka yang tersirat dari mata beningnya yang berbentuk almond. Ada cinta pula yang terpancar dari kedua mata itu untuk perempuan yang masih berdiri di hadapannya dengan tangan terangkat, seolah tangan itu bisa kapan saja akan memukul tubuhnya hingga meninggalkan bekas. Anak itu rela menunggu mamanya setiap malam, hanya sekedar melihat bahwa akhirnya mama pulang ke rumah mereka. Anak itu selalu membisikkan nama mamanya sepanjang pagi, siang atau malam hanya untuk menghapus rindu yang semakin menggerogoti hatinya yang kecil. Ia rindu mama, itulah yang membuatnya akhirnya rela menunggu Lily hingga terkantuk-kantuk di ruang tamu tadi.
“Non, ayo kembali ke kamar. Mama pasti lagi capek makanya marah seperti itu. Jangan sedih ya,” bisik Bik Inah, pengasuh yang sudah ada di rumah itu sejak Tiara yang dipanggilnya dengan ‘Non’ itu lahir.
Tiara masih memandang mamanya dengan tatapan mata yang nyaris tak bisa diartikan apa pun juga. Pandangan yang melukiskan perasaan yang sama sekali tak dapat diraba. Perasaan seorang bocah enam tahun yang terlalu merindukan mamanya namun sangat kenyang untuk menerima kemarahan demi kemarahan dari mamanya.
Apa yang terjadi pada Tiara?
Kenapa Lily harus sekasar itu pada anaknya?
Bagaimana perasaan Bik Inah, pengasuh Tiara, melihat ibu dan anak yang seperti itu?
Temukan kisahnya di Mamma Mia! Single Parents halaman 103