Kesehatan mental atau mental health adalah aspek krusial yang mempengaruhi kehidupan, produktivitas, dan kesuksesan seseorang. Sayangnya, aspek sepenting ini masih banyak orang yang abai.
Apakah kamu salah satunya? Kalau iya, kamu harus membaca artikel ini sampai selesai untuk tahu apa itu mental health dan hubungannya dengan produktivitas dan kesuksesan.
Apa Itu Mental Health?
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh World Health Organization (WHO), kesehatan mental atau mental health adalah keadaan kesejahteraan di mana kamu menyadari potensi diri yang kamu miliki, lebih bisa mengatasi tekanan hidup, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi pada komunitas dan tempat kamu bekerja.
Kesehatan mental bukan hanya tentang ada tidaknya gangguan mental, melainkan kesejahteraan psikologis, emosi, dan sosial.
Mengapa Mental Health di Tempat Kerja Penting?
Pada survei yang pernah dilakukan World Health Organization (WHO) ditemukan data kalau setiap tahunnya di seluruh dunia terjadi penurunan produktivitas akibat depresi dan gangguan kecemasan.
Sementara berdasarkan survey yang dilakukan American Psychological Association (APA) Tahun 2022 tentang Work and Well Being menemukan bahwa dua dari lima pekerja (atau kurang lebih 39%) pekerja berpendapat bahwa lingkungan kerja memiliki dampak negatif bagi kesehatan mental.
Padahal, karyawan yang memiliki kesehatan mental baik akan memiliki performa kerja yang lebih tinggi, absensi yang lebih rendah, dan lebih berkomitmen terhadap pekerjaannya.
Sebaliknya, masalah kesehatan jiwa, seperti depresi dan kecemasan dapat menyebabkan penurunan produktivitas, peningkatan ketidakhadiran, dan pergantian karyawan (turn over) yang lebih tinggi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang, dan faktor ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut penjelasannya:
Faktor Internal Mental Health
1. Turunan
Tahu tidak, ternyata kondisi kesehatan mental, bahkan gangguan mental, bisa diwariskan dari turunan dalam keluarga.
Artinya, ketika dalam suatu keluarga sedarah ada yang memiliki gangguan mental, maka anak-anak yang lahir dalam keluarga tersebut memiliki kemungkinan besar mengalami gangguan yang sama.
2. Kelainan Genetik Bawaan
Selain keturunan, faktor internal yang bisa mempengaruhi mental health seseorang, yaitu kelainan genetik yang sudah dibawa sejak lahir.
Meski begitu, cukup banyak sumber yang menyebutkan kalau hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
1. Kondisi Tempat Tinggal
Lingkungan tempat tinggal, baik di dalam keluarga kamu sendiri maupun lingkungan di sekitar rumah mempengaruhi kesehatan mental dengan sangat kuat.
Contohnya: kondisi lingkungan tempat tinggal yang buruk, bising, padat penduduk, polusi, hingga angka kejahatan yang tinggi bisa menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan.
2. Kondisi Pekerjaan dan Tempat Kerja
Kantor di mana kamu bekerja, lingkungan dan budaya kerja di perusahaan, bahkan kondisi pekerjaan yang kamu jalani setiap hari juga berpengaruh besar bagi mental health.
Budaya kerja yang kondusif dengan lingkungan kerja yang supportif dan saling mendukung bisa berdampak positif pada kebahagiaan, produktivitas, hingga peningkatan loyalitas dalam bekerja. Inilah yang kemudian mendorong kesuksesan individu maupun perusahaan.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Vivek Murthy, MD, ahli bedah umum di Amerika Serikat. Vivek mengatakan, “Pekerja dengan kesehatan mental yang baik akan menjadi pondasi bagi perusahaan untuk berkembang dan menciptakan komunitas kerja yang lebih sehat.”
Sementara kondisi pekerjaan yang penuh tekanan, ketidakpastian pekerjaan, hubungan dengan atasan dan rekan kerja yang buruk berpotensi besar menciptakan stres, burnout, hingga depresi.
Tentang mental health yang buruk mempengaruhi kinerja pernah pula diulas oleh APA’s Striving for Mental Health in the Workplace pada bulan Mei 2022.
Di dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa karyawan dengan tingkat stres yang tinggi lebih cenderung melakukan hal-hal berikut:
- Melewatkan pekerjaan.
- Tidak terlalu terlibat dengan pekerjaan, perusahaan, maupun individu lain di tempat kerja.
- Produktivitas kerja rendah saat berada di tempat kerja, hingga akhirnya membuat perusahaan juga mengalami penurunan produktivitas.
3. Hubungan Sosial
Orang yang memiliki hubungan sosial yang baik dan harmonis, baik dengan keluarga, teman, relasi bisnis, bahkan ketika berkomunitas, akan memiliki mental health yang terjaga dengan baik.
Ketika kesehatan mental terjaga dan emosi lebih stabil, maka kamu akan lebih bisa mengatasi stres, mengelola konflik, hingga lebih mudah membangun hubungan sosial secara lebih luas.
4. Pengalaman Hidup
Faktor eksternal terakhir yang juga memberi dampak besar bagi kesehatan mental, yaitu pengalaman hidup.
Maksud dari pengalaman hidup di sini adalah semua hal yang pernah kamu alami, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, memasuki dewasa muda, maupun sudah dewasa dan berada di lingkungan sosial yang lebih luas.
Trauma, seperti kekerasan fisik, pelecehan seksual, kecelakaan, kehilangan, dan lainnya, yang menegangkan atau menyakitkan umumnya meninggalkan bekas dalam jangka waktu lama pada mental seseorang.
Trauma yang tak ditangani dengan baik bisa menyebabkan gangguan stres pasca trauma atau yang dikenal dengan sebutan PTSD, atau malah mengalami masalah kesehatan mental lainnya.
Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Dengan menjaga kesehatan mental, kita dapat meningkatkan produktivitas, mencapai kesuksesan, dan menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
kalau memang ada masalah, kudu banget hubungin profesional
Iya sih. Jangankan sampai ada gangguan mental health. Kadang kepikiran suatu masalah aja bikin kita nggak produktif lho. Kayak malas saja mau ngapa-ngapain. Apalagi kalau sampai ada gangguan mental health.
Iya juga ya, kalau udah stres dalam pekerjaan, kelihatan dari produktivitasnya yang menurun, sehingga acap kali memang agar dapat mengendalikan stres
Wah setuju banget nih, menjaga mental health di tempat kerja itu penting banget karena kalau nggak, kayaknya badan lebih capek hahaha (true story). Tapi gimanapun dengan awareness mental health yang semakin gencar, sebagai individu kita juga bisa dengan mudah mendapatkan akses psikolog ya…
Seringkali yang memberi dampak terbesar dalam isu mental health adalah pengalaman hidup. Terutama pengasuhan di masa kecilnya. Itu membekas dalam memori hingga dewasa. Ada yang bisa mengelolanya, namun banyak yang tidak. Maka seringkali penanganannya adalah menghubungkan dengan innerchild-nya.
Mental health karena keturunan! Dipikir-pikir, berarti bener ya orang-orang tua menekankan bibit, bebet, bobot dalam memilih jodoh (walaupu kadang meleset juga). Kan horor kalau dapat jodoh yang bermasalah dengan kesehatan mental, lalu nanti punya anak begitu juga.
menarik nih mba bahas kesehatan mental, isu yang lagi booming tapi masih juga dianggap sepele sama sebagian masyakarat..saatnya diluruskan mengenai mental health ini
Ternyata kesehatan mental sepenting itu ya, sangat berpengaruh dalam membentuk kesuksesan. Semoga kesehatan mental kita semua tetap terjaga, dan lepas dari rasa trauma masa lalu. Amin.
Baru-baru ini ada bbrapa kasus bundir di Bandung. Ada yg loncat di apartemen, ada yg gantung diri. Duh…Orang-orang seperti mereka mungkin ada masalah mental health, tapi engga ada yg tahu kan…Karena mental health, sakit yg engg terlihat secara fisik…
rupanya ini alasan agar bisa seimbang ya, dalam kehidupan pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. agar mental health tetap terjaga dan produktivitas tetap bagus
anak yang mengalami trauma harus tuntas diberikan terapi healing atau penyembuhan agar tidak terbawa ke masa dewasa nya dengan beban mental health, kalau tidak, maka akan semakin menumpuk dan bertambah-tambah
Faktor pengalaman hidup yg “nggak bersahabat” itu, keknya lebih parah dari faktor lainnya ya, MbaMon. Karena, bisa ngaruh juga ke kehidupan sosial, dan waktu pulihnya juga bisa lebih panjang.
Kesehatan di tempat kerja bukan hanya sehat badan tidak demam dan batuk pilek, tapi juga sehat jiwa dan lingkungan ya
Saya setuju kalau karyawan sehat jiwa dan raga, kinerja bakalan meningkat dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan
Harus dikenali sejak awal nih kalau ada gangguan kesehatan mental, supaya bisa segera dicarikan solusinya
Beberapa tahun terakhir ini memang banyak orang yang mengalami masalah kesehatan mental ya, kak. Dengan adanya berbagai kasus yang mengerikan seperti, bunuh diri, pembunuhan, dan sebagainya. Sebagian besar dikarenakan adanya gangguan mental pada pelaku. Ngeri memang.
Kesehatan mental ini sangat perlu sekali dijaga baik di lingkungan kerja maupun bermasyarakat. Dan semua tergantung pada diri sendiri. Hanya kalau faktor internal juga agak susah ya Mbak. Karena faktor turunan dan kelainan genetika bawaan.
Dari kasus Marshanda aku juga baru tahu kalo kesehatan mental tidak pandang bulu ya bisa dialami oleh siapa pun. Aku juga baru tahu kalau bisa diturunkan secara genetika.
Mental health ini bukan hanya isu belaka yg kalau dibiarkan bisa hilang sendiri. Kenyataannya mental health ini penting banget, bahkan untuk urusan kerjaan. Jangan sampai produktivitas terganggu karena tim atau karyawannya yang memiliki mental health buruk. Bisa kacau semuanya.
Akhir-akhir ini mental health buruk disebabkan adanya faktor eksternal.
Saya pernah merasa kalau secara kesehatan, mental saya ini kurang baik. Sampai sekarang pun begitu. Dan kalau saya pikir-pikir ulang, kebanyakan penyebabnya adalah faktor eksternal. Yang seperti lingkungan saya tumbuh, pengalaman hidup, juga hubungam sosial.
Jadi makin paham nih pentingnya jaga mental health, terutama di tempat kerja. Bukan cuma soal produktivitas, tapi juga soal kesejahteraan kita sendiri. Lingkungan kerja yang supportive itu beneran bisa jadi kunci ya ternyata, buat kita bisa lebih enjoy dan maksimal dalam kerjaan. Jadi, mungkin sekarang waktunya buat kita semua lebih peduli sama kesehatan mental, baik buat diri sendiri maupun buat rekan kerja lainnya! 💪🧠
Tempat kerja yang toxic emg bikin mental health jd broken sih kak. Apalagi kalo bos ngomel tnp tahu kesalahan kita.
Mau resign malah jd masalah. Bertahan jg masalah sih. Mknya pelariannya ya ke yg lain. Asal positif ya. Syukur kl bs negor lgsg atasan yg seenaknya itu.
kesehatan mental sekarang jadi isu yang cukup diperhatikan jika dibandingkan jaman saya dulu masih kerja. tapi kalau saya lihat, ada efek kurang baiknya juga dan ini berdasarkan pengalaman teman yang punya CV di bidang agency creative, kebanyakan gen Z yang kerjasama bareng sebagai freelance kerap menggunakan mental health sebagai dalih gak mau nyelesein task dan setiap ditanya gimana progress project, jawabannya agak ngeselin, “lagi gak mood” atau “mental health aku lagi gak baik baik aja”, meski emang sih ketika waktunya DL tiba, projectnya selesai, cuman yaaa kitanya yang ketar ketir.
tapi kelebihannya, era sekarang yang begitu memperhatikan soal kesehatan mental, berguna sekali bagi generasi saya ketika berproses dengan self healing.
Aku ini menyadari menjadi salah satu orang yang mang kena masalah mental health, yang disebab kan karena tragedi dimasa lalu. Dan sampai sekarangpun masih karena kejadian itu maslh ada di memory. Meskipun sudah banyak dibantu sama suami, tapi tetep aja. Karena aku ini model yang tetiba inget masa lalu.
Lah baru tau aku kalo selain faktor lingkungan, mental health juga bisa karena faktor keturunan
Loh ternyata mental health bisa berasal dari keturunan ya, Kak. Baru ngeh, saya kira selama ini hanya karena faktor luar saja. Jadi tambah pengetahuan nih soal penyebab mental health
Di keluarga kami ada yang pernah mengalami masa-masa kelam itu, ka Moon dan memang menyebabkan trauma luar biasa. Kalau gak ke trigger sih, terlihat baik-baik aja. Tapi kalau uda terlanjur ada trigger-nya, wah.. panik luar biasa dan butuh bantuan dari kami, orang-orang yang paham masa lalu beliau.
Dan karena trauma ini juga memengaruhi cara beliau melihat sebuah masalah dan dalam mengambil sebuah keputusan.
Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif agar bekerja lebih nyaman juga gak gampang ya, terlalu baik dimanfaatkan, terlalu tegas juga dinyinyiri. Kalau ada pemimpin yang bisa mengarahkan sih tidak masalah..
Setuju banget, lingkungan tempat tinggal itu ngaruh banget sama kondisi kesehatan mental serta kayak aku aja sering nggak bisa tinggal di tempat yang bising dan lingkungan orang-orangnya bikin gak nyaman. Rasa-rasanya jadi bikin stres dan sering cemas dan susah fokus juga. Nah aku baru tahu kalau misalkan kesehatan mental juga dipengaruhi oleh keturunan atau genetik
Setuju banget, lingkungan tempat tinggal itu ngaruh banget sama kondisi kesehatan mental serta kayak aku aja sering nggak bisa tinggal di tempat yang bising dan lingkungan orang-orangnya bikin gak nyaman. Rasa-rasanya jadi bikin stres dan sering cemas dan susah fokus juga. Nah aku baru tahu kalau misalkan kesehatan mental juga dipengaruhi oleh keturunan atau genetik gitu
Penting banget ya punya teman dan hubungan sosial yang baik dengan orang lain demi menjagakesehatan mental. Apalagi punya lingkungan kerja yang nggak toxic sepertinya idaman banget buat banyak orang.
Kesehatan mental memang harus di jaga agar kita tetap waras dan bisa menjaga keluarga. Hindari stress sih menurutku dan dapatkan lingkungan kerja yang baik