Perjalanan menuju PLBN Entikong adalah perjalanan yang sama sekali tak pernah saya sangka bisa saya lakukan dalam waktu dekat. Nyatanya, inilah yang terjadi, 22 April 2018, saya berangkat ke Pontianak bersama 3 teman Blogger, yaitu Dewi Nuryanti, Terry Endropoetro, dan Choirul Huda.
Selain kami berempat, ada 4 orang lagi dari tim Seskab, yaitu: Said Muhidin Kepala Bidang Pengelolaan Informasi, Mita Aprianty Kepala Bidang Pelayanan dan Diseminasi Informasi Setkab, Kurniawati Kepala Subbidang Data dan Informasi, dan Danny Kurniawan Pamungkas Kepala Subbidang Penghubung.
Wacana Perjalanan Menuju PLBN Entikong yang Jadi Nyata
Kok bisa akhirnya saya bisa ke PLBN Entikong bersama tim Sekretaris Kabinet?
Semua bermula ketika acara Launching Lomba #MenujuIndonesiaMaju, lomba yang melibatkan masyarakat luas untuk mengenal sekaligus menuliskan, apa aja sih hasil pembangunan Indonesia saat ini yang telah terealisasi. Pada acara launching yang diselenggarakan di Aula Serba Guna Gedung Sekretaris Negara itulah Pak Pramono Anung, Sekretaris Kabinet, mengatakan satu wacana ingin mengajak perwakilan dari netizen untuk ikut Rapat Terbatas (Ratas) atau mengunjungi secara langsung daerah-daerah perbatasan dan bagaimana pembangunan di daerah tersebut telah dilakukan.
Hanya selisih dua hari, beberapa teman Blogger yang merupakan perwakilan netizen diundang menghadiri Ratas. Dan minggu lalu, saya beserta 3 teman dihubungi untuk diajak meninjau PLBN Entikong. Benar-benar tak menyangka yang tadinya wacana begitu cepat terwujud jadi nyata.
Keberangkatan ke Pontianak
Sekitar jam 15.50 kami berangkat menuju Bandara Supadio, Pontianak, dengan waktu tempuh kurang lebih 1jam lewat 5 menit. Begitu turun dari pesawat dan melewati garbarata, decak kagum terlontar begitu saja dari mulut saya.
Selama ini, saya mengira masih banyak bandara di luar Jawa berukuran kecil dan hanya berupa bangunan sederhana. Faktanya, Bandara Supadio sudaj bagus banget. Malah ada terminal baru yang telah diresmikan Pak Jokowi pada 28 Desember 2017 lalu. Malah Pak Jokowi meminta pembangunan diteruskan dengan memperluas lahan dari 32ribu meter persegi menjadi 64 ribu meter persegi. Saat ini bangunan Bandara Supadio tak kalah dari bandara di kota besar di Pulau Jawa dan telah memiliki satu landasan pacu sepanjang 2.250 meter x 45 meter.
Kami dijemput tim dari Pemprov Kalbar, ada Bu Emi Puterina juga. Kami langsung diajak menikmati kuliner Mie Tiaw Baiduri yang katanya telah ada sejak 1976. Saya lupa nama jalan tempat makan Mie Tiaw ini.. hiks… cuma kalau tanya penduduk setempat mereka pasti tau. Mie Tiaw mirip dengan Kwetiau sih menurut saya, cuma ada tambahan daging sapi yang besar-besar dan kecambah. Rasanya gurih dan berwarna cokelat.
Karena nanti jadwal kami sangat padat, di malam pertama ini juga kami diajak berkunjung ke sentra oleh-oleh khas Pontianak di Jl. Pattimura. Di sana, segala macam oleh2 tersedia, seperti kerupuk tenggiri, amplang, bahkan ada snack sotong pangkong.
Masih belum cukup nih acara jalan-jalannya, kami mampir ngopi di WK Winny, warung kopi terkenal di Pontianak, di daerah Orchad. Cukup lama kami duduk-duduk dan ngobrol di tempat ini, bahkan bisa bertemu dua teman Blogger asli Pontianak, yaitu Mas Dodon Jerry dan Mas Edo Tasdikin. Setelahnya, barulah kami meluncur ke Hotel Mercure untuk beristirahat.
Perjalanan menuju PLBN Entikong baru dimulai hari ini. Jadi malam ini kami perlu beristirahat yang cukup agar esok hari bisa kembali melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat… hahaha. Yah, walaupun niatnya langsung istirahat, namun karena tak ingin melupakan momen terbaik yang telah kami alami hari ini, kami malah sibuk menuliskan perjalanan ini sebelum akhirnya kantuk tak tertahankan lagi.
4 pemikiran pada “Perjalanan Menuju PLBN Entikong”