Sejak tiga minggu yang lalu, saya sudah plan untuk ke Bekasi weekend ini. Ada dua alasan sederhana kenapa Bekasi jadi tujuan saya jalan-jalan kali ini, yaitu: (1) Saya mendapat undangan untuk menghadiri Vidafest 2017: Kolaborasi Ide Ciptakan Hunian yang Lebih Humanis; (2) Saya belum pernah menjelajahi Bekasi, terutama ke wilayah Bantar Gebang. Nah, karena sudah plan dari tiga minggu lalu, seneng banget dong pas tadi pagi bangun, dan ingat kalau hari ini saya akan jalan-jalan ke Bekasi.
Vidafest ke-3 yang Diselenggarakan Vida Bekasi
Vidafest yang diselenggarakan tanggal 30 September 2017 ini sebenarnya merupakan pagelaran pesta rakyat Bekasi yang ke-3. Dua Vidafest sebelumnya dilaksanakan pada 17 Agustus 2015 (vidafest ke-1) dengan tema Independence Day Celebration, kemudian Vidafest yangke-2 dilaksanakan pada 22 Oktober 2016 dengan tema: Angin.
Pada Vidafest 2017, Vidafest ke-3, mengangkat tema: Air sehingga sudah dua dari 4 elemen alam digunakan sebagai tema Vidafest. Kita tunggu saja, apakah dua elemen alam berikutnya akan menjadi tema Vidafest di tahun-tahun berikutnya. Intinya sih, event yang satu ini sayang banget jika disia-siakan, apalagi sampai tidak datang. Itu sebabnya, tidak aneh kalau hari ini saya melihat begitu banyak orang hadir di acara Vidafest 2017 ini.
Ngopi di Little Talk Sambil Menikmati Keriuhan
Saya datang kepagian saking semangatnya mengikuti Vidafest 2017. Hehehe… Sebenarnya tidak begitu juga sih. Saya memang sengaja berangkat pagi, sekitar pukul 06.30 wib karena takut macet di beberapa titik, terutama di Jl. TB. Simatupang. Untungnya, perjalanan sangat lancar sehingga sekitar setengah 9 saya sudah memasuki daerah TMII. Selain itu, kekhawatiran saya akan mengalami kesulitan menemukan lokasi pun tak terjadi karena Vida Bekasi yang terletak di kawasan Bumiwedari, Jawa Barat, sangat mudah ditemukan.
Setibanya saya di Jalan. Tirta Utama No. 1, Bumiwedari, Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, saya pun memasuki lokasi Vidafest 2017. Oke, masih pagi, tetapi suasana di lokasi sudah cukup ramai. Apalagi sebenarnya beberapa acara yang menjadi bagian Vidafest telah berlangsung sejak pukul 09.00 wib. Saya sempat mengintip ke salah satu acara, yaitu Urban Geurilla Workshop. Workshop ini diikuti anak-anak Sekolah Dasar yang belajar mengenai tata kota dan cara membuat maket perumahan. Keren-keren lho hasil maket buatan mereka.
Selain itu, sudah tersedia pula berbagai makanan dan minuman di F&B Stand dan ada lagi acara lain, yaitu Housing Exhibiton, yang berada di sekitar Hangar, atau ruang pameran yang ada di lokasi Vidafest 2017. Karena tempat ini cukup ramai dan waktu saya masih sekitar 1,5 jam lagi, saya pun beranjak ke Litte Talk, kedai kopi bernuansa cozy dan hommy (untuk ulasan mengenai Little Talk, kita bahas di artikel lain di website ini ya). Saya memesan kopi kesukaan saya, Americano, buka laptop, dan mulai mencari tahu lebih banyak mengenai Vida Bekasi dan Vidafest 2017.
Apa yang saya temukan berkaitan dengan Vida Bekasi? Ternyata, Vida Bekasi merupakan respons atas kebutuhan masyarakat urban yang menginginkan kehidupan modern yang lebih nyaman dan ideal. Luas wilayah awalnya hanya kurang lebih 40 hektar (yang sekarang menjadi distrik Bumiwedari), dan sekarang telah berkembang hingga total wilayahnya kurang lebih 130 hektar, bergabung dengan kompleks perumahan Grand Bekasi dan kini menjadi distrik Bumipala.
Opening Ceremony Vidafest 2017
Keasyikan browsing di dunia maya berakhir sekitar pukul setengah sebelas, saat saya melihat rombongan teman-teman Blogger memasuki Little Talk bersama PIC kami, Bella. Kami jelas bersalaman dong, karena beberapa di antara kami ternyata baru bertemu kali ini, meski di media sosial sudah sapa-sapaan dan saling komen seakan telah berteman ribuan tahun 😀 Kami briefing kecil berkaitan dengan acara dan hal-hal lain, setelahnya kami makan siang bersama. Kurang lebih pukul 11.05 wib, semua orang berkumpul di InSitu, kawasan yang nantinya akan menjadi pusat keramaian kota Bekasi yang baru, karena di sini sedang dibangun sarana dan prasarana hangout asyik bagi semua warga Bekasi.
Penari-penari cilik sudah berbaris rapi, mereka akan menjadi pengiring Pak Teten Masduki, Kepala Kantor Staf Presiden, menuju ke pintu Hangar dan memotong pita sebagai tanda Vidafest 2017 resmi dibuka dan dilaksanakan. Tariannya keren dan kompak banget, lho. Usai pemotongan pita, Pak Teten berkeliling di dalam Hangar, melihat-lihat pameran foto dan gambar-gambar lanskap Vida Bekasi. Saya juga ikut berkeliling sih sebentar, namun karena terlalu ramai dengan pengunjung dan teman-teman media serta blogger, akhirnya saya memilih duduk di bangku terdekat, menunggu acara Vidatalk dimulai.
Vidatalk di Vidafest 2017
Pembicara pertama di Vidatalk adalah Edward Kusma, Direktur Vida Bekasi, mengatakan Vida Bekasi ingin selalu membawa sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Contohnya seperti pameran dan talkshow Vidatalk yang mengajak berbagai pihak untuk saling berbagi ilmu, ide, dan pandangan khusus seputar hunian perkotaan.
“Tahun ini istimewa karena dengan kolaborasi ide, kami bisa terhubung dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang luar biasa sehingga Teras Alun-alun bisa diwujudkan. Dengan pameran dan talkshow, kami ingin masyarakat juga mengetahui filosofi dibalik arsitektur hunian yang kami bangun dan akan mereka tempati, dari segi pembiayaan, juga informasi mengenai rencana pemerintah untuk program rumah rakyat,” kata Edward.
Kemudian, Pak Edward memberi keterangan sedikit berkaitan dengan hunian yang lebih humanis, Teras Alun-alun, sebagai solusi bagi para pekerja di Bekasi yang sebelumnya tinggal di Jakarta. Kebayang kan berapa banyak waktu terbuang di jalanan sehingga hanya tersedia sedikit waktu bagi keluarga di rumah. Namun dengan tinggal di Vida Bekasi, terutama di Teras Alun-alun yang menyediakan tempat tinggal humanis, berkelas, tetapi dengan harga terjangkau, maka perjalanan Jakarta – Bekasi – Jakarta selama 6 jam bisa dipangkas dan digantikan dengan waktu kebersamaan keluarga.
Mengapa Teras Alun-alun merupakan hunian vertikal yang dianggap sebagai hunian berharga terjangkau? Konsep yang diusung Teras ALun-alun adalah apartemen bersubsidi. Teras Alun-alun yang dibangun Vida Bekasi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengentasan permasalahan kekurangan pasokan hunian di area perkotaan, sekaligus mendukung Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah sejak 2015. Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2015, Indonesia masih mengalami backlog perumahan sebanyak 11,38 juta.
“Kontribusi Vida Bekasi terhadap Program Sejuta Rumah memang masih belum banyak. Namun, saya optimis kedepannya Vida Bekasi dapat mengembangkan hingga lebih dari 10.000 unit di kawasan Bekasi.”
– Edward Kusma –
Hunian Vertikal Dengan Sentuhan Humanis
Lahirnya Teras Alun-alun merupakan hasil kolaborasi Vida Bekasi dengan SHAUN, firma arsitek yang telah banyak menghasilkan karya inovatif dan sudah meraih berbagai macam penghargaan, baik lokal maupun internasional. SHAUN digawangi pasangan arsitek keren, yaitu Daliana Suryawinata (arsitek asal Indonesia, yang telah tinggal lama di Belanda, namun karena kecintaannya pada Indonesia, ia kembali dan berkarya untuk kemajuan Indonesia), dan Florian Heinzelmann, arsitek berkebangsaan Jerman yang juga tinggal dan bekerja lama di Belanda, dan sekarang tinggal di Indonesia.
Dalam merancang Teras Alun-alun, SHAUN menuangkan prinsip arsitektur urban untuk hunian kolektif yang betul-betul memperhatikan faktor manusia yang hidup di dalamnya. Dengan kata lain, Teras Alun-alun dirancang dengan memikirkan semua aspek yang terkait dengan kebutuhan hidup penghuni apartemen.
“Hunian terjangkau yang memiliki desain yang baik memang masih sangat sedikit di Indonesia. Padahal aspek-aspek desain seperti penghawaan dan pencahayaan alami yang optimal sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penghuninya, dan desain yang menarik secara psikologis dapat membuat penghuni lebih bahagia serta ingin selalu pulang ke rumah,” kata Daliana Suryawinata.
Pembicara selanjutnya adalah Ardzuna Sinaga dari Urban+. Ia mengatakan bhwa kunci dri berhasilnya master plan dan desain arsitektur kawasan hunian justru ditentukan oleh komunitas penghuninya.
“Arsitek dan perencana bisa merancang, pihak pengembang dapat membangun, namun pihak komunitas yang berperan sebagai faktor utama dalam menghidupkan kawasan yang sudah dirancang terintegrasi dengan berbagai fasilitas publik. Talkshow seperti ini perlu dilakukan agar kita semua dapat mengerti lebih dalam bagaimana tinggal di hunian kolektif secara utuh dan membuat lingkungan menjadi lebih nyaman dan menyenangkan,” jelas Ardzuna.
Tentang Vida Bekasi
Vida Bekasi adalah kawasan hunian baru di Kota Bekasi yang hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan hidup yang berkualitas. Master plan Vida Bekasi dibangun dalam konsep Tropical Urbanism yang dirancang oleh arsitek Andra Matin. Tropical Urbanism adalah konsep kehidupan yang sadar dan responsive terhadap iklim tropis dan diwujudkan ada kawasan urban berdesain kontemporer dengan fasilitas lengkap, yang akan menunjang kebutuhan para penghuninya. Vida Bekasi diluncurkan pada Oktober 2013 dan hingga saat ini telah dihuni lebih dari 9 ribu jiwa.
Sementara untuk unit apartemen Teras Alun-alun, apartemen ini telah mulai dijual sejak 30 Septembr 2017, tepatnya sejak dimulainya acara Vidafest 2017. Khusus untuk pembelian yang dilakukan selama pameran (yang berlangsung hingga tanggal 1 Oktober 2017), kita bisa memiliki satu unit apartemen di Teras Alun-alun hanya dengan DP mulai 1 jutaan. Jika datang ke acara Vidafest 2017 yang masih berlangsung hingga hari ini (01/10/2017), selain bisa melihat contoh apartemen Teras Alun-alun, kita juga bisa mengikuti berbagai acara yang diramaikan oleh live graffiti oleh Artheraphy Movement, Urban Guerrila Workshop, workshop untuk anak-anak bersama Kedubes Bekasi, kompetisi game of S.K.A.T.E, mini GP Walikota Cup, 10k Eco Run Walikota Cup, bazaar, serta penampilan banyak band keren, seperti Alvin & I, Ikubaru, The Trees & The Wild, Nick, serta kelompok musik keroncong Terian dari Vida Bekasi.
Mumpung masih ada waktu, yuk datang ke Vidafest 2017: Kolaborasi Ide Ciptakan Hunian yang Lebih Humanis.